Dear Diary...
Lama sekali tak jumpa. Lamaaa sekali, terakhir menulis diary waktu masih awal-awal jadi mahasiswa. Mungkin ada 1 dasawarsa. Padahal dari SD, kelas 6 SD tepatnya, si aku hampir selalu menulis diary, setiap hari, setiap malam.
Sibuk kuliah, sibuk organisasi, awal terenggutnya kebiasaan menulis diary.
Malam ini rinduuu sekali rasanya menulis diary, tapi si aku sudah tidak punya diary lagi. Baiklah, mari kita lepaskan di blog saja.
Menulis. Rindu sekali menulis, menulis hanya untuk sekedar melepas dahaga. Tanpa harus memikirkan tema, tata baku penulisan, alur, dan pesan-pesan yang ingin dibagikan.
Iya. Hanya sekedar menulis. Melepas rindu, melepas lelah, melepas dahaga, melepas resah.
Ahhh.. Baru ku sadar ini yang aku perlukan. Baru ku sadar di sini jiwaku.
Ya. Menulis.
Ingin sekali melepaskan semua resah di sini, tanpa mempedulikan hiruk pikuk di luar sana.
Susah sekali mencari kesendirian saat ini, di tengah banjirnya arus informasi dan ruang-ruang obrolan yang menembus dimensi waktu.
Bayangkan dalam 1 menit bisa ribuan obrolan, ratusan orang, yang terus mengintervensi di ruang obrolan kasatmata.
Luar biasa sekali bukan?
Sungguh merenggut kedamaian.
Ingin rasanya menepi sejenak, berdiam dalam sunyi. Sehingga hanya tersisa aku dan diary.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar