Selasa, 17 Desember 2019

Telur Hijauku


#janganlupabahagia
#jurnalminggu1
#materi1
#kelastelur
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional

Kamis, 22 November 2018

My Life Goals

Pernah gak pada satu waktu merasa over motivated? Otak penuh dengan mimpi-mimpi besar, ide-ide berloncatan di kepala, kebayang strategi-strategi percepatan, cara-cara yang harus ditempuh untuk menggapai mimpi-mimpi. Tapi bersamaan dengan itu, tiba-tiba tersadar dengan segala keterbatasan saat ini yang kita miliki.

Rasanya nano-nano ya, berperang dengan batin sendiri, berdamai dengan keadaan. Ya akhirnya saya bisa juga tersadar, dengan segala keterbatasan yang kita miliki, skala prioritas itu harus ada. Tidak semua peran harus dilakoni, tidak semua mimpi harus menjadi nyata. Di sinilah life goal berperan penting. Menjadi rem, agar tidak keluar jalur.

Menelusuri kembali apa yang jadi tujuan hidup kita, sungguh sangat menentramkan gelora di dada. Membantu berdamai dengan keadaan. Toh bukan itu yang menjadi tujuan hidup kita, mengapa menjadi penuh gerutu ketika tidak bisa melaksanakannya.

Makanya, yuk telusuri hati terdalam untuk menemukan apa life goal kita yang sebenar-benarnya.

Life goal versi saya:
1. Punya anak-anak shaleh yang kompeten sehingga bermanfaat untuk ummat.
2. Punya keluarga yang harmonis.
3. Punya rumah yang nyaman.
4. Punya kendaraan yang nyaman.
5. Menjadi orang yang dapat berbagi dan memberi manfaat bagi orang banyak.

Nah, mari sejenak hela nafas, yuk fokus lagi. Dan belajar ikhlas, ikhlas, ikhlas. Ikhlaskan beberapa mimpi-mimpi mu. Ikhlaskan jika kadang harus melangkah lebih pelan. Ingat kembali skala prioritasmu.

Fiuuuh. Merasa lebih sedikit lega setelah curcol ditulisan ini.
Skip saja tulisan ini jika tidak dapat dimengerti. 😁

Sabtu, 22 September 2018

Bahagia


Katanyaaa. Di balik anak bahagia ada ibu bahagia. Di balik ibu yang bahagia ada suami yang membahagiakan.

Sejujurnya saya tidak sepenuhnya setuju dengan kalimat ini. 
Bagaimana kalau tidak punya suami? Apa tidak berhak bahagia? Bagaimana kalau suami tidak bisa menjadi yang kita inginkan? Apa kita tidak bisa bahagia?

Saya percaya, kebahagiaan seseorang tidak bisa digantungkan pada orang lain, termasuk kepada pasangan. Karena sebenenarnya, kita lah yang harus menemukan bahagia kita sendiri.

Senin, 06 Agustus 2018

Resume Kuliah : Toilet Training



Ada dua hal yang biasanya penuh drama dalam kehidupan mamak-mamak punya balita: Toilet Training dan Menyapih.


Toilet training si abang sungguh penuh drama. Bukan salah anaknya, tapi salah mamaknya yang kelamaan make-in pospak. Maafkan mamak Nak πŸ™πŸ™.

Lain anak lain cerita, toilet trainingnya Fendou sungguh tanpa drama. Usia 1 tahun, tiba-tiba anaknya udah bisa ngomong aja kalau mau buang air. Kok bisa?
Kalau kata mama, "halah anak mama gak ada tuh yang toilet-toilet training-an, pada bisa sendiri aja ngomong kalau mau pipis".
Ya iya atuh ma, anak mama kan gak ada yang dipakein pampers, ditatur dari lahir 😁.

Iya, mamak jaman old mungkin gak pernah kenal istilah toilet training, karena pada zaman itu belum ada pospak, bayi-bayi udah ditatur dari lahir, kalau istilah kerennya zaman sekarang : Elimination Communication (EC). Makmak nya rajin, gesit, lincah, beda sama makmak zaman now yang manja dan banyakan males nya (ngomong sama diri sendiri). Jadi ya anak-anaknya gak perlu ditraining-training segala, udah bisa sendiri ngomong kalau mau ke toilet. Keren ya mamak-mamak zaman old. πŸ‘πŸ‘.

Nah, balik lagi ke cerita toilet training tanpa drama nya Fendou. Belajar dari pengalaman TT nya  si abang dan terinspirasi dari omongannya mama, jadi lah Fendou lepas pospak full usia 1 tahun. Untungnya, anaknya suka main air, jadi seneng2 aja kala diajak ke toilet buat ditatur. Dan untungnya karena masih 1 tahun belum bisa nyari-nyari alasan buat nunda-nunda ke toilet. Gak nyampe seminggu anaknya udah bisa bilang kalau mau buang air.

Bececeran gak sih? Yaiyalah bececeran. Cuma karena masih setahun, jadi jumlah bececer dan baunya masih bersahabat. 😁.

Jadi kesimpulan yang bisa saya ambil setelah dua kali mengambil mata kuliah perTT-an ini, adalaaah:
1. Semakin pendek rentang pemakaian pospak, semakin mempermudah proses TT.
2. Lebih cepat lebih baik.
3. Harus sabar, wajib, kudu, harus.

Sekian curcolnya. Semoga ada manfaatnya. Happy toilet training mamak-mamak πŸ˜‰❤.

Rabu, 14 Maret 2018

Bakat atau Kerja Keras?


So exciteeeed 😍 ngikutin rangkaian materi dari proyek 2 Ruang Berkarya Ibu. Bersyukur sekali bisa bergabung menjadi salah satu member RBI 2. Tema di proyek 2 ini tentang mengenali bakat dan bagaimana mengembangkannya sehingga dapat memberi manfaat bagi banyak orang. Ahh, keren banget ya emang buibu jaman now 😍.

Tapi mungkin ada yang berpikir, "Ah, ngapain sih ikut-ikut begituan? Sudah emak-emak gini ngapain sih mikirin bakat-bakatan? Udaaah jalanin aja kehidupan ini. Masak, nyuci, bersih-bersih, ngurus anak. Udah beres. Lagian telat bangeet woii."

Sayang sekali saya bukan termasuk yang berpikiran begitu. Waktu pertama kali kenal RBI, langsung berbinar-binar. Senang sekalii ketemu komunitas ini. Wah, pas sekali, saya akan bertemu sesama ibu-ibu yang ingin bermanfaat bagi banyak orang dengan mengoptimalkan bakat yang dimiliki. Walaupun berstatus "ibu rumah tangga" atau bahasa kerennya "full time mother", sungguh saya ingin sekali menjadi seseorang yang bisa memberikan manfaat bagi banyak orang, bagi masyarakat luas (cailah, tapi suer ini beneran). Bukannya sebaik-baiknya manusia adalah yang paling banyak memberikan manfaat untuk sesama? Pengeen dong jadi sebaik-baiknya manusia.
Kalau bermanfaat untuk keluarga sendiri sih itu udah kewajiban.

Selain itu, menurut saya apa yang menjadi sorotan utama di RBI 2 ini akan sangat bermanfaat untuk dipraktekkan ke anak-anak juga.
Okeh, bagi yang ingin tau tentang RBI ini, bisa kepoin IG nya ya di @ruangberkaryaibu .

Sekarang saya mencoba memberikan sedikit review (review ya bukan resume, jadi sesuai dengan presepsi yang saya tangkap) mengenai materi pertama di RBI 2, yaitu Talents Mapping. Materi ini langsung disampaikan oleh Abah Rama Royani, founder www.temubakat.com .
Wooww, luar biara, materi nya kueereeen sekali, sampai-sampai membuat saya tergugu dan termangu (cailah).



Bakat. Bakat itu adalah sifat manusia yang dapat memberikan 'manfaat'. Inti nya di kata 'manfaat'. Dan ia tidak bisa berubah. Lebih kurang itu yang saya tangkap.
Sangat menarik sekali ketika beliau menelaah bakat dari sudut pandang Islam. Ya, ternyata di dalam Al Quran pun dijelaskan kalau setiap manusia itu unik. Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sesuai dengan peran dan jalan hidup yang sudah ditentukan baginya.

Di awal beliau membuka dengan pemaparan motivasi kerja yang dimiliki kebanyakan orang. Kenapa banyak orang bekerja yang mendambakan hari libur? Ternyata hal ini terjadi karena tingkat motivasi kerja yang dimiliki. Ketika motivasi kerja kita benar maka hari kerja akan berasa hari libur 😊.

Pertanyaannya adalah bagaimana mencapai tahap tersebut? Terlebih dahulu kita harus tahu makna sukses yang sesungguhnya. Ternyata seseorang tersebut dikatakan sukses ketika mereka bisa bermanfaat bagi banyak orang. Dan ketika seseorang bekerja sesuai dengan bakatnya ia akan memberikan kebermanfaatan yang lebih besar. Ia akan enjoy dan bahagia menjalankan tugas-tugasnya sehingga menjadi lebih produktif.

Lalu bagaimana caranya mengetahui bakat yang kita miliki?
Ternyata di Al Quran pun sudah dijelaskan. Lakukanlah perjalanan, bergeraklah, dan bersungguh-sungguh. Lakukan berbagai aktivitas yang beragam dan bermanfaat. Semakin banyak keberagaman aktivitas yang kita lakukan akan semakin mudah bagi kita untuk mengenali diri sendiri. Semakin mengetahui apa yang menjadi kelebihan kita dan apa yang menjadi kekurangan kita.
Jadi, just do it. Jangan takut mencoba. Tapi tetap harus digaris bawahi, aktivitas yang dilakukan tentunya aktivitas yang produktif, yang memberikan manfaat 😊.


Jadi lebih penting mana, bakat atau kerja keras? Bakat adalah jalan menuju sukses, sedangkan kerja keras adalah cara untuk sukses. Kalau jalannya salah tapi caranya benar, apakah kita akan sampai ke tujuan? Bagaimana kalau jalannya benar tapi caranya salah, apakah bisa sampai ke tujuan? Silakan jawab sendiri ya teman-teman 😁.

Untuk penjelasan lebih lengkapnya silakan simak link YouTube: https://youtu.be/GWBv82EJDo4 .


Payakumbuh, 14 Maret 2018.

- Siti Halimah -







Jumat, 16 Februari 2018

Bolehkah Ibu Punya Mimpi?

Setiap manusia pasti punya mimpi, punya impian, punya cita-cita, begitu pun seorang ibu.
Yang kenal dekat dengan saya pasti tau saya si tukang mimpi. Punya banyak impian, pengen begini, pengen begitu, ini dan itu. Tapi semenjak duo malaikat kecil ini membersamai saya, saya sering galau dalam bermimpi, sering muncul pertanyaan "kalau saya begini begitu, nanti anak-anak bagaimana?", "anak-anak sama siapa?", "nanti anak-anak kenapa-kenapa gak ya?", dan serentet pertanyaan senada.
Bukannya saya menjadikan anak hambatan, tapi wajar kan ya kalau pertanyaan-pertanyaan seperti itu menghantui.

Ya, inti nya manajemen waktu dan manajemen konflik sih emang, cuma ya itu, saya sepertinya gak lulus-lulus dengan dua materi itu. Daan kendala terbesarnya ada di huruf "M", alias "MALAS.
Dan kadang takut juga gak bisa manajemen emosi, takut karena ada hal yang belum beres di luar, jadi kebawa-bawa jadi temperamen sama anak.

Akhirnyaa, saya memutuskan untuk menunda beberapa impian. "Tunggu anak gede-an dulu". Tapi bapaknya malah minta nambah anak lagi, nambah lagi. Hehee. Insya Allah, Allah lebih tahu yang terbaik. 😊

Logika saya sih, kalau akhirnya saat ini saya memutuskan untuk fokus mengurusi anak-anak, nanti kalau mereka sudah mulai besar, masuk sekolah, dan sudah bisa mengurusi diri sendiri, saya akan punya banyak sekali waktu untuk mengejar mimpi-mimpi saya. Ya itu, kalau anaknya gak nambah-nambah terus sih sampai membentuk keseblasan. Hehee.
Nah, sedangkan kalau saya memilih mengejar segala impian sekarang, bukannya "golden age" nya anak-anak tidak akan terulang?

Tapi ya kembali lagi, kondisi masing-masing orang berbeda-beda. Jadi jangan ada yang baper dengan tulisan ini ya. Ini cuma semacam pelepasan isi hati saya. 😁.

Sekian dulu random thoughts saya malam ini. See youuu di lain kesempatan 😁.



#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Jari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial





Kamis, 15 Februari 2018

Kunjungan ke Dokter Gigi

Setelah maju mundur cantik, akhirnya hari ini kesampaian juga niat kunjungan ke dokter gigi. Pengalaman kedua Kredo ke dokter gigi dan pengalaman pertama Fendou ke dokter gigi.

Alhamdulillah tanpa drama, Kredo sudah bisa kooperatif waktu diperiksa dan ditambal giginya (ternyata sudah ada 4 gigi yang bolong, huhuu).
Fendou juga sempat diperiksa tapi baru masuk tahap pengenalan peralatan 😁.


Terima kasih banyak tante Nadya, dokter yang sangat baik hati. Berkesan sekali buat Kredo. Sehingga hari ini cita-cita Kredo nambah satu lagi, jadi dokter gigi juga, selain jadi masinis, pilot, insinyur, dan ustad. πŸ˜‚.



#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial


Rabu, 14 Februari 2018

Es Jeli ala Kredo

Hari ini Bunda dan Kredo membuat jajanan sendiri. Kata Kredo namanya es jeli.

Bikinnya gampang banget. Tapi Kredo senangnya minta ampun tiap kali kami bikin es jeli sama-sama. Bahannya cuma 1 bungkus bubuk jelly (kami pakai nutrijel balanced colour), air, dan gula. Masak sesuai pentunjuk di belakang kemasan, tuang ke cetakan es loliloli, lalu kasih stik es krim. Dinginkan di kulkas sekitar 30 menit. Es jeli ala Kredo siap disantap 😁.

Kredo memang senang sekali sama es jeli ini, sekali makan bisa langsung abis 1 cetakan. Enaknya bikin jajanan sendiri itu, lebih hemat, takaran bisa disesuaikan selera, lebih terjaga kebersihannya, daaan tentu saja makannya lebih puass karena dapetnya banyaaak 😁.

Yang gak kalah penting sih prosesnya.

🍬 Anak jadi paham, oh ternyata jajan itu tidak harus beli, kita bisa bikin sendiri.

🍬Ketika anak dilibatkan dalam memasak ia jadi bertambah percaya dirinya, ternyata aku bisa ya masak es jeli, senang ya bisa membantu.

🍬Ketika memasak bersama, kedekatan dengan anak semakin terbangun. Sambil ngobrol, sambil ketawa-tawa.

🍬Anak sekalian belajar, Kredo belajar mengaduk adonan, belajar berhati-hati menuang adonan ke dalam cetakan.

Daan masih banyak lagi sih sebenarnya.

Jadi yuuuk sering-sering masak bareng anak 😊.





#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Jari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Selasa, 13 Februari 2018

Kredo dan Jajan Mainan

Hari ini kami menemani Abi untuk survei ke Bukittinggi.
Jadi ingat dulu setiap kali jalan ke Bukittinggi Kredo selalu minta dibelikan mainan. Gak ke Bukittinggi aja sih, kalau kemana-mana pasti minta dibelikan mainan.
Tapi sejak usia 4 tahun ini Kredo sudah jarang bahkan hampir gak pernah nagih beli mainan kalau kita kemana-mana. Termasuk hari ini, anaknya anteng aja makan perkedel jagung selama di perjalanan 😁.



Sejujurnya, saya gak tau hal yang mana yang membuat Kredo 'insyaf' untuk tidak hobi beli mainan lagi.
Ikhtiar kami hanya belajar konsisten untuk berkata 'tidak' ketika memang belum waktunya untuk beli mainan. Dan juga ikhtiar untuk menjelaskan kepada Kredo kenapa kita tidak boleh membeli mainan terus-terusan.

"Kredo kan mainannya sudah banyak, jadi kita tidak usah beli mainan dulu ya."
"Katanya Kredo mau nabung untuk beli tiket ke rumah nenek? Kalau beli-beli mainan terus, nanti uangnya gak cukup-cukup."
"Katanya Kredo mau bikin rumah di dekat klinik om omi? Kalau kita beli mainan terus-terusan nanti uangnya gak cukup-cukup untuk bikin rumah."

Itu beberapa kalimat ikhtiar yang coba kami pahamkan kepada Kredo. Namun, hidayah hanya milik Allah. Alhamdulillah, Allah izinkan Kredo untuk paham. 😊


#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Jari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial