Al-Khansa Binti Amru, seorang perempuan yang terkenal cantik dan pandai di kalangan bangsa arab pada masanya. Ia seorang yang fasih, mulia, murah hati, tenang, pemberani, tegas, tidak kenal pura-pura, suka terus terang, dan sangat pandai bersya'ir.
Namun, yang membuatku sangat mengaguminya bukan karena kepandaiannya dalam bersya'ir. Tapi tentang kecintaannya pada Pencipta-Nya. Tentang Ke-ikhlasannya yang sungguh luar biasa. Dan tentang bagaimana ia meng-kader anak-anak nya.
Walaupun sudah tua, namun semangat perjuangannya tetap menyala seperti wanita yang masih muda.
Dia berhasil meng-kader anak-anak nya menjadi tentara-tentara Allah yang pemberani, tak kenal takut...
Tapi, pada suatu malam terjadi berdebatan sengit antara ke-empat anak Al-Khansa. Besok akan ada peperangan, tentara Islam akan berjuang melawan tentara Farsi. Terjadi perebutan kesempatan mengenai siapakah yang akan ikut berperang melawan tentara Persia, dan siapakah yang harus tinggal di rumah bersama ibunda mereka. Masing-masing ingin turut berjuang melawan musuh fi sabilillah.
Pertengkaran mereka terdengar oleh sang ibunda, Al-Khansa. Maka Al-Khansa mengumpulkan keempat anaknya, dan berkata, (*ini nih, bagian yang paling saya suka)
‘Wahai anak-anakku, sesungguhnya kalian memeluk agama ini tanpa paksaan. Kalian telah berhijrah dengan kehendak sendiri. Demi Allah, yang tiada Tuhan selain Dia. Sesungguhnya kalian ini putra-putra dari seorang lelaki dan dari seorang perempuan yang sama. Tidak pantas bagiku untuk mengkhianati bapakmu, atau membuat malu pamanmu, atau mencoreng arang di kening keluargamu. Jika kalian telah melihat perang, singsingkanlah lengan baju dan berangkatiah, majulah paling depan niscaya kalian akan mendapatkan pahala di akhirat. Negeri keabadian.
Wahai anakku, sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad itu Rasul Allah. lnilah kebenaran sejati, maka untuk itu berperanglah dan demi itu pula bertempurlah sampai mati. Wahai anakku, carilah maut niscaya dianugrahi hidup.’
Pemuda-pemuda itupun keluar menuju medan perang. Mereka berjuang mati-matian melawan musuh, sehingga banyak musuh yang terbunuh di tangan mereka. Akhirnya nyawa mereka sendirilah yang tercabut dari tubuh-tubuh mereka.
Ketika ibunda mereka, Al-Khansa, mendengar kematian anak-anaknya dan kesyahidan semuanya, sedikit pun ia tidak merasa sedih dan kaget. (*ini bagian yang sangat inspiring)
Bahkan ia berkata, ‘Alhamdulillah yang telah memuliakanku dengan syahidnya putra-putraku. Semoga Allah segera memanggiiku dan berkenan mempertemukan aku dengan putra-putraku dalam naungan Rahmat-Nya yang kokoh di surgaNya yang luas.'
Sungguh mulia sekali... Dan sejak saat itu Al-Khansa dijuluki ‘Ummu syuhada yang artinya ibu dari para syuhada..
Berharap suatu sa'at bisa seperti Al-Khansa..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar