Sabtu, 20 Agustus 2011

Novel : Ceddie

Judul : Ceddie
Judul Asli : Little Lord Fauntleroy
Penulis : Frances Hodgons Burnett
Harga : 20 ribuan kalau ga salah
Penerbit : Read !
Tebal : 132 halaman


Cerita anak klasik dari Benua Paman Sam, pertama kali diterbitkan tahun 1885. Dan sudah di film kan dalam berbagai versi. Walaupun hanya buku anak-anak, tapi sarat makna.

Ceddie, seorang anak berusia 7 tahun yang tinggal bersama ibunya di pinggiran Kota New York. Ayahnya telah lama meninggal dunia. Ceddie hidup sangat sederhana. Tapi, selalu bahagia. Sangat sopan, murah hati, selalu ceria, pemberani, dan selalu memandang segala hal dengan positif. Semua itu karena didikan ibunya yang hebat. Ceddie yang selalu penuh cinta kepada orang-orang sekitarnya, karena ia dibesarkan dengan penuh cinta oleh Ibunya.
Ternyata suatu hari, seorang pengacara Inggris menemuinya dan mengatakan kalau Ceddie adalah pewaris kekayaan bangsawan Inggris. Namanya pun diganti menjadi Lord Fauntleroy. Harus berpisah dengan ibu yang sangat dicintai dan tinggal bersama kakek bangsawannya yang sangat dingin dan tak pernah mengenal cinta. Dengan keceriaan dan ketulusannya Ceddie pun mampu meluluhkan hati sang kakek yang dingin dan bengis  menjadi penuh cinta.

Didikan seorang ibu sangat berpengaruh terhadap karakter seorang anak. Ibu yang penuh cinta akan membuat anaknya juga akan penuh cinta. Ceddie mengajarkan kita untuk tidak pernah melupakan kebaikan orang lain. Mencintai semua orang dengan tulus. Hati yang keras suatu saat akan bisa diluluhkan juga dengan kasih sayang. Ceddie selalu melihat seseorang dari sisi baiknya dan menyerap segala ilmu dari mereka. Selalu menatap dunia dengan ceria dan bersemangat.
Ya, kita harus banyak belajar dari seorang Ceddie...

"Kata Ibu, Menjadi orang kaya sekali itu tidak mudah. Kadang-kadang, kalau sudah kaya, dia melupakan orang lain yang kurang beruntung. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dan tidak boleh melupakan nasib orang lain," kata Ceddie kecil pada kakeknya.


Buku bagus buat dibaca di sela-sela kepenatan menjalankan aktivitas. Bagus juga buat dibaca anak-anak.Ya, pelajaran selalu dapat kita ambil dari mana saja. Termasuk dari sebuah novel anak-anak.

Novel anak-anak terjemahan selalu menjadi favorit saya sejak kelas 3 SD sampai sekarang. Ceritanya selalu bisa membuat saya terbang keluar sebentar dari kehidupan nyata, dan sering kali mampu mengemas pesan-pesan moral dengan mengesankan. Waktu SMA pun, di saat teman-teman yang lain heboh dengan novel-novel teenlit-nya saya masih setia berkutat dengan novel-novel fantasinya Eva Ibotson, Roal Dahl, J.K Rowling, Christopher Paolini, dll, tak lupa favorit lainnya  Sherlock Holmes. Sampai sekarang pun saya juga masih suka tergiur melihat novel-novel anak terjemahan, terutama novel fantasi. Tapi sampai sekarang saya belum menemukan novel fantasi yang menandingi Tetralogy Eragon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar