Minggu, 21 Agustus 2011

Polemik Tahun Terakhir... (-_-)"

"Besok bikin masakan buat Papa ya," kata Papa tiba-tiba masuk kamar ku.
"Papa mau lihat, Iti udah pantas belum jadi seorang istri", lanjut Papa.
Aku terdiam kaget. Tidak menyangka dapat serangan mendadak begitu.
"Iya, Pa," sambil tertawa kecil.

Entah kenapa Papa tiba-tiba berkata begitu.

Malam sebelumnya juga hampir sama. Papa mancing-mancing membicarakan masa depan.
Papa : Teman Papa, punya istri yang kerja kantoran, akhirnya disuruh berhenti sama suaminya, disuruh melanjutkan kuliah di dokter gigi, biar bisa buka praktek di rumah aja sambil jagain anak-anak.
Aku : *Lagi-lagi aku cuma tertawa kecil. Sambil menebak-nebak arah pembicaraan Papa.
Papa : Nanti Ti juga gitu aja ya. Kuliah lagi di dokter gigi, trus buka praktekdi rumah.
Aku : Aah, ga ah Pa, Ti udah fix pengen jadi dosen aja.
Papa : Kalau jadi dosen nanti sering ninggalin rumah dong?
Aku : Nanti jadi dosen yang ga sibuk aja.
Papa : Kalau dosen ga sibuk gaji nya kan dikit.
Aku : *terdiam sejenak
Aku : Kan nanti sambi buka bisnis di rumah.
Papa : *tertawa sampai mata kecilnya ga keliatan
Papa : Mau bisnis apa? Emang Iti bisa bisnis? (tertawa sambil melihatku seperti meremehkan). Kalau yang bisa bisnis itu kaya kakak, dari awal-awal kuliah sudah punya bisnis sendiri.
Aku : Ih, biarin Ti juga bisa kok.. (Bete, ga suka diremehin)
Papa : *tertawa puas sukses bikin aku bete..

Ya, beberapa pancingan-pancingan Papa cukup membuat ku terpancing memikirkan masa depan. Aku sudah punya banyak plan sebenarnya. Plan A++, Plan A, dan PLan A--. Tapi ada bagian-bagian Plan ku yang belum terperinci, salah satunya ya mengenai bisnis itu. Mau bisnis apa belum jelas sampai sekarang. Hahaa..
Sebenarnya bukannya aku tidak punya bakat enterprenuer seperti yang Papa pikir, hanya saja semester-semester kemaren sangat sibuk dengan kuliah dan organisasi (alibi, hahaa).

Haaaah.. Tahun terakhir, tahun terakhir. Mulai banyak kepikiran masa depan. Jujur saja, aku memang tak berminat jadi engineer di perusahaan, tidak tertarik kerja kantoran yang menyita terlalu banyak waktu di luar. Aku pengen punya banyak waktu di rumah bersama pejuang-pejuang ku nanti. Apalagi aku pengen punya banyaaaaaaaaaaaak anak, ahahaaa (menentang program KB, tidak setuju membatasi kuantitas pejuang ku).

Bersyukur sekali akhirnya aku menemukan sebuat profesi yang bisa aku jadikan cita-cita kembali. Setelah cita-cita ku dari kecil untuk jadi dokter terenggut ketika memutuskan untuk melanjutkan studi di IT Telkom dan menolak Fak. Kedokteran Univ. Jend. Ahmad Yani. Entah apa yang membuatku mengambil keputusan seperti itu, banyak teman-teman ku yang heran, dan aku pun sebenarnya juga agak heran, kenapa tiba-tiba mengambil keputusan seperti itu. Padahal dari kecil sudah ingin jadi dokter, sampai-sampai di SMA di panggil 'Bu Dokter'. Itu pun, bukan cuma cita-cita, dari dulu pun aku sangat menyukai pelajaran Biologi dan sempat beberapa kali menjuarai Olimpiade dan kejuaran Biologi lainnya. Tapi, ya seperti itu lah, mungkin ini yang namanya 'jodoh'. Allah tahu mana yang terbaik buat ku. Ya, IT Telkom adalah yang terbaik buat ku. Dan aku tak pernah menyesali itu sama sekali. Aku sangat bersyukur dulu memilih IT Telkom, karena aku bahagia sekali di sini. Jatuh cinta mati sama IT Telkom. Mungkin karena cinta ini juga akhirnya aku menemukan kembali profesi yang bisa aku jadikan cita-cita.

Ya, Aku menemukannya ketika belajar RPL, dosenku Bu Hetti bercerita banyak tentang bagaimana profesi dia sebagai dosen. Bagaimana mulia dan seru nya menjadi seorang pendidik dan tetap punya banyak waktu bersama pejuang-pejuangnya. Mulai hari itu, aku punya cita-cita baru. Aku ingin jadi dosen. :D
Memang gampang sekali membuatku termotivasi. Asalkan bisa membuatku terkesan.
Dan Alhamdulillah-nya, semester kemaren aku berkesempatan menjadi Asisten Dosen mata kuliah Desain dan Analisis Algoritma. Aku sangat menikmati. Aku suka mengajar. Dan tekadku untuk menjadi dosen semakin bulat. Ya, semoga diberikan jalan oleh Allah.

Nah, sekarang kembali ke permasalahan tadi. Gaji. Hahhaaa... Bukannya aku cinta kekayaan atau gimana. Tapi, ya kan katanya Allah lebih suka dengan muslim yang kaya. Kemiskinan itu dekat dengan kekafiran. Dan kalau punya banyak uang, kesempatan membantu orang lain juga lebih besar.
Aku ingat kata-kata seorang teman yang juga senada dengan Papa. "Gaji dosen itu sedikit". Ahhaaa...
Makanya itu aku tidak menemukan solusi lain selain berbisnis. Kalau mau punya banyak uang, solusi satu-satunya adalah "Jadilah Pengusaha".

Tapi, masalahnya sampai detik ini aku masih belum menemukan bisnis yang cocok untuk dijalankan. Kalau di sekitar kampus, rata-rata mahasiswa buka bisnis warnet, percetakan, laundry, dan tempat makan. Tapi, aku masih bingung mau buka usaha apa. Yang jelas sih, aku sadar, semester depan harus benar-benar sudah punya usaha sendiri. Mungkin sekarang saatnya mencari ide bisnis, mumpung liburan.
Ayooo ayooo ide cemerlang, datanglaaaah....

Ya Allah, mudahkanlah jalanku...

Mohon doanya ya pembaca sekalian..
Dan jangan sungkan sungkan, kalau ada ide silahkan segera hubungi saya... ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar