Kamis, 05 September 2013
Konsultasi dengan Bidan?
Sekitar 2 hari yang lalu, untuk pertama kalinya saya konsultasi dengan bidan setelah hamil nyaris 8 bulan. Banyak informasi berharga yang rasanya ingin saya bagi ke para calon ibu dan calon ayah, mumpung masih ingat. Sebenarnya sudah dari kemaren ingin nulis, tapi baru saja buka laptop, ini pinggang sudah pegel lagi minta rebahan, hehe.
Biasanya saya rutin cek up ke dokter SPOG di RS Hermina Pasteur. Setelah (tidak sengaja) baca-baca tentang gentle birth (telat amat tau nya buu) di blognya temannya temannya teman lagi, saya jadi semakin penasaran dengan konsep gentle birth, jadilah saya semakin nyasar ke berbagai artikel dan forum-forum diskusi mengenai gentle birth. Semakin banyak baca, sepertinya saya semakin pro gentle birth, dan pengen lahiran dengan cara gentle birth. Akhirnya yang awalnya plan A saya ingin lahiran di RS Hermina, jadi berpindah ingin lahiran di Galenia saja, salah satu tempat bersalin yang menggunakan konsep gentle birth di Kota Bandung.
Dengan berjuang cukup keras melawan para kompetitor akhirnya saya bisa booking juga untuk konsultasi dengan Bidan Okke, saking ramenya customer dari Galenia ini. Di Galenia memang cuma ada bidan yang menangani, tidak ada dokter. Makanya, di sana hanya menangani kelahiran dengan kondisi normal tanpa komplikasi (Tolong doakan saya bisa lahiran normal ya pemirsah). Sebelum konsultasi saya sudah siapkan beberapa list pertanyaan yang ingin ditanyakan nanti.
Setelah nunggu dari jam 10 sampai jam 1 siang, akhirnya sampai juga giliran saya. Saya terpaksa datang sendiri karena suami tercintah sedang ngantor di luar kota (hiks). Nama saya dipanggil oleh seseorang teteh cantik yang masih sangat muda yang dari tadi juga bertugas memanggil pasien-pasien yang lain. Si teteh cantik dengan ramahnya menyalami saya dan mengenalkan diri, "Saya Okke, ayo silahkan masuk Bun". Busset, ternyata ini Bidan Okke yang terkenal itu, masih muda banget banget banget. Tadi nya saya pikir sejenis asisten bidan gitu karena dandanannya yang juga sangat kasual. Duh, kok jadi ngomongin orang gini, hehe.
Wah, ternyata memang cukup berbeda konsultasi dengan bidan dibandingkan dengan dokter.
Pertama, dari segi waktu, biasanya saya konsultasi dengan dokter paling lama 15 menit, itu juga udah termasuk lama banget, kalau sama bidan luar biasa bisa lebih dari setengah jam karena memang dikasih banyak ruang untuk berdiskusi dan ngasih motivasi, pendekatan secara emosionalnya lebih berasa.
Kedua dari segi alat, peralatannya juga sederhana, ini pertama kalinya posisi bayi saya di cek menggunakan tangan bukan dengan alat USG. Saya juga diajarin cara meraba posisi kepala bayi. Seru juga, tapi pasti lebih seru lagi kalau ada Abi nya, huhuhuuu. Dan juga berat dede bayi nya diukur pake meteran,, saya lupa lagi nama teknik yang digunakan apa. Lucu juga rasanya hehee.
Ketiga tentu saja, biaya konsultasi sama bidan hanya seperempat dari biaya saya konsultasi ke dokter biasanya, hehe. Lumayan banget ya.
Keempat dari segi kepuasan, walaupun tidak ada foto hasil USG yang dibawa pulang tapi lebih berasa plong karena semua tanda tanya- tanda tanya di kepala saya terjawab sudah yang selama ini kalau konsultasi dengan dokter saya belum sempat buka catatan pertanyaan ternyata sesi konsultasi sudah berakhir, hehe.
Ya tapi, juga tergantung bidannya juga kali ya, yang penting bidannya harus yang berpengetahuan luas yang senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.
Oh iya, yang lebih menarik lagi, ibu bidan menyarankan saya untuk melanjutkan cek up rutin ke dokter saja karena katanya di sana perlengakapannya lebih lengkap, baru disuruh datang lagi ke sana setelah usia kandungan 37 minggu. Dan ketika saya mau booking tempat untuk lahiran juga ditolak karena baru bisa booking setelah pemeriksaan 37 minggu jika memang saya memungkinkan untuk lahir normal, karena di sana hanya menangani lahir normal tanpa induksi dan tanpa operasi. Oke, berarti tempat bersalin ini memang tidak untuk dikomersilkan.
Oke oke, terlalu panjang pendahuluannya, sekarang kita masuk ke intinya, jadi apa saja yang saya peroleh selama berdiskusi kurang lebih 30 menit dengan Bidan Okke?
Aduh kok sepertinya tulisan saya sudah kepanjangan ya? Dan rasanya pinggang dan punggung sudah pegal lagi minta rebahan, jadi lanjut bahas dipostingan berikutnya aja yaaa, hehehe.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar