Pangeran kecil Bunda dan Abi..
Perjuangan kita tidak selesai begitu saja setelah proses melahirkan berhasil kita lalui (Dear Kredo #1). Itu bukan akhir nak, tapi awal. Akan banyak hal-hal yang lebih luar biasa yang harus kita lalui. Hal-hal yang akan membuat kita belajar lebih banyak lagi.
Melahirkan dengan cara operasi sesar ternyata memiliki polemik tersendiri. Bunda sama sekali tidak kepikiran akan melahirkan dengan sesar sehingga bunda sering meng-skip info-info seputar penanganan pasca-sesar.
Bunda agak kaget ketika hanya boleh berbaring telentang selama 12 jam pasca operasi. Itu juga dengan selang dimana-mana. Ingin sekali rasanya menggendong Kre, tapi apalah daya, kondisi tidak mengizinkan. Ingin sekali rasanya ikut membersihkan ketika Kre mengeluarkan mekonium-mekonium kehitaman. Dan perasaan Bunda makin memburuk ketika Kre mulai menangis kehausan. Bunda belum bisa menyusui, dan bagaimana mungkin menyusui dengan posisi badan bunda yang cuma bisa telentang. Memang kata dokter Kre masih bisa bertahan tanpa makan dan minum selama 2x24 jam pasca dilahirkan karena masih ada makanan bawaan dari dalam perut. Tapi siapa yang tega melihat bayinya menangis kehausan. Akhirnya bunda memaksakan diri untuk memiringkan tubuh, dan menyusui Kre dengan bantuan Oma dan Nenek. Wuiiiih, perut bunda luar biasa sakitnya ketika digerakkan. Otot-otot bunda terasa mau rontok semua. Beraaat sekali rasanya. Setelah berhasil miring, ternyata air susu bunda belum benar-benar keluar. Setelah dicoba dikeluarkan cuma ada beberapa tetes yang langsung diminumkan dengan sendok ke mulut Kre. Tapi, Kre masih tidak berhenti menangis. Huh, frustasi sekali rasanya. Melihat Kre menangis, tapi bunda hanya bisa berbaring tak berdaya. Untungnya, Kre bisa tertidur juga setelah ditimang-timang Oma, Nenek, dan dibantu Abi.
Besoknya setelah infus dicopot, bunda memaksakan diri untuk duduk biar bisa menyusui Kre sambil duduk, juga biar air susunya lebih terangsang lagi untuk keluar. Lagi-lagi nyeri sekali rasanya ketika perut bunda digerakkan. Bunda paksakan untuk berdiri dan berjalan, wuiih rasanya perut bunda berasa mau copot. Tapi, alhmdulillah bunda berhasil juga berjalan bungkuk dengan tertatih-tatih sambil memegangi perut biar perutnya ga jatuh (yakali bisa jatuh, tapi ya begitu rasanya, hehe).
Setelah Bunda bisa duduk, apakah Kre sudah bisa menyusu dengan tenang? Tentu saja belum, ternyata menyusui itu tidak segampang yang bunda pikirkan. Mempraktekkannya tidak segampang membaca teorinya. Susah sekali menemukan posisi agar Kre bisa menghisap air susu dengan baik. Bunda masih kaku, Kre pun juga masih belajar. Sehingga masih butuh bantuan Oma agar posisinya pas. Seringkali Kre tidak sabar menunggu sampai posisinya pas, dan menangis berteriak-teriak (tangis kamu nyaring sekali nak -___- ). Akhirnya, air susunya dikeluarkan dengan dipompa dan diminumkan dengan sendok. Kasian sekali kamu nak, hehe..
Besoknya bunda semakin pulih, dan sudah mulai semakin lancar berjalannya. Bunda sudah mulai mencoba menggendong Kre sambil berdiri. Tapi bunda masih belum kuat menggendong lama. Air susu bunda pun sudah mulai meningkat jumlahnya. Dan besok kita sudah boleh pulang. Tapi, malamnya hasil lab Kre keluar, ternyata hasil Lab menunjukkan kadar bilirubin Kre di atas normal yaitu 13,2 (normalnya dibawah 10) sehingga disarankan untuk disinar di RS Hermina selama 3x24 jam. Kata dokter jika tidak disinar ada kemungkinan akan terus naik, dan jika dibiarkan bisa mengakibatkan kejang dan kerusakan otak.
Bunda semakin frustasi rasanya. Pikiran-pikiran buruk mulai bermunculan. Bunda merasa tidak bisa menjadi Ibu yang baik buat Kre. Belum bisa mengganti popok, belum bisa menggendong dengan baik, belum bisa menyusui, dan sekarang Kre malah harus diopname di RS Hermina. Dan lagi-lagi airmata bunda tumpah dipelukan Abi. Bunda masih ingat kata-kata Abi yang akhirnya bisa membuat bunda tenang lagi. "Bun, sabar. Kita bukannya tidak mampu menjadi orang tua yang baik, Allah tidak akan sembarangan menitipkan anak, kita hanya perlu belajar dan bersabar." Pelan-pelan bunda pun bisa mengendalikan emosi kembali. Bunda juga sadar, bersedih juga hanya akan membuat air susu bunda semakin sedikit.
Di usia 4 hari akhirnya Kre dibawa ke Hermina untuk disinar. Kre disinar di ruangan steril bersama bayi-bayi kuning lainnya. Dan hanya orang tua kandung yang boleh masuk menemui Kre. Yang lain hanya boleh melihat melalui kaca itupun hanya di jam besuk. Di sini lah bunda belajar banyak. Biasanya Oma dan Nenek yang banyak menggendong dan mengurus Kre. Sekarang hanya bunda yang boleh menemui Kre.
RS Hermina, Tempat Kre Disinar
Masalah lain pun muncul, karena disinar kebutuhan Kre terhadap air susu pun meningkat dua kali lipat. Padahal air susu bunda masih sedikit. Kata-kata perawat masih terngiang di telinga Bunda, "Jika air susu bunda tidak mencukupi, si dede terpaksa diberikan susu formula karena malah berbahaya jika dede nya dehidrasi". Air mata terasa kembali menyesak keluar, apalagi jika ingat besok Abi harus kembali ke Jakarta karena masa cutinya sudah habis. Bunda berusaha untuk tidak sedih karena tahu bersedih akan membuat air susu bunda semakin sedikit. Tapi susah sekali rasanya untuk tidak bersedih.
Bunda paksakan diri untuk makan yang bergizi sebanyak-banyaknya karena harus kejar-kejaran dengan kebutuhan ASI nya Kre. Bunda habiskan susu 1 liter dalam sehari, sari kurma setengah botol, buah, dan makanan-makanan lain. Alhamdulillah, sampai 3 hari disinar kita berhasil tetap bertahan dengan ASI eksklusif. Itu pun juga berkat pengorbanan banyak pihak. Abi yang akhirnya bolak-balik Jakarta-Bandung biar bisa mengantar ASI buat Kre pagi-pagi buta. Juga Oma dan Opa yang menemani Bunda seharian di ruang tunggu rumah sakit sampai larut malam selama 3 hari. Juga Ibu dan Bapak ikut repot membelikan makan dan minum buat Bunda.
Kre Sedang Bersiap untuk Disinar Lagi Setelah Minum ASI
Di usia Kre yang tepat seminggu, akhirnya kita pun pulang ke rumah.
Selamat datang di rumah Kre, kisah lain pun menanti di rumah :)
Benar-benar luar biasa Allah, punya caranya sendiri dalam mengajari hamba-Nya dengan cara yang tidak diduga-duga.
#to be continued
kak sitiii... semoga kre bisa terus sehat :D
BalasHapusamiiin, makasiiih ayu
Hapus:)
Wahh, nice info nih sis. Bisa kita jadiin pelajaran bersama ya. Apalagi untuk readers yang baru punya baby juga. Thanks sist infonya ^^
BalasHapusIya sama2 mba alamanda. Ditunggu share kisah nya ya. Setiap anak2 pasti punya kisah uniknya sendiri :)
HapusIya sama2 mba alamanda. Ditunggu share kisah nya ya. Setiap anak2 pasti punya kisah uniknya sendiri :)
Hapus