Akhirnya menulis blog lagi setelah sekian lama vakum dan
meninggalkan blog dalam keadaan cerita menggantung mengenai kisah VBAC, semoga
kisah part 2 nya bisa segera dirampungkan yaa ^.^
Jari-jemari ini dipaksa kembali menari-nari di atas keyboard
demi membuktikan keseriusan mengikuti kelas Bunda Sayang dari Institut Ibu
Profesional. Sebagai tugas pertama kami diminta untuk mengerjakan tantangan 10
hari tentang praktek materi pertama terkait komunikasi produktif.
Sebenarnya saya sudah lama tahu tentang teori komunikasi
produktif, kurang lebih sekitar setahun yang lalu saat pertama kali membaca
buku Bunda Sayang. Saat itu Kredo, anak pertama saya, berusia menjelang usia 2
tahun. Saya mencoba langsung mempraktekkan kepada suami dan anak. Hanya saja
saya tidak terlalu memperhatikan progres dan tidak melakukan evaluasi terhadap
sejauh mana saya sudah mempraktekkan komunikasi produktif ini. Dengan adanya
tugas ini saya seperti memiliki arah kembali untuk mengevaluasi penerapan
komunikasi produktif yang saya lakukan selama ini.
Dari dua pilihan yang diberikan, yaitu penerapan komprod
(komunikasi produktif) kepada pasangan atau penerapankomprod terhadap anak,
saya memilih mengevaluasi komprod terhadap anak. Salah satunya karena saat ini
suami sedang memiliki aktivitas di luar kota yang tidak memungkinkan untuk
melakukan komunikasi yang intens. Alasan lainnya karena anak saya yang pertama
yang berusia 3,5 tahun, sangat luar biasa cerdasnya, luar biasa kritisnya, dan
luar biasa berpendirian teguh, sehingga butuh strategi jitu untuk meluluhkan
hatinya dan mau mengikuti perkataan emaknya, fiuh.
Dari sekian banyak poin komprod terhadap anak, untuk pertama
dan utama sekali saya memilih untuk menerapkan dan mengevaluasi poin:
mengendalikan emosi. Menurut saya poin ini sangat penting dan juga mempengaruhi
keberhasilan poin-poin yang lainnya.
Insha Allah ketika kita mulai bisa mengendalikan emosi, anak pun akan lebih mudah
pula dikendalikan. Mengendalikan emosi di sini saya mengartikan tidak memarahi
anak, tidak memukul dan tidak membentak.
Selama ini hal yang saya lakukan ketika tingkah si balita
mulai menguji kesabaran adalah menenangkan diri sejenak dengan beristighfar
sebanyak-banyak nya. Yang paling susah mengendalikan emosi ketika si balita
mulai mengganggu adiknya yang masih berusia 9 bulan. Ketika ruhiyah saya sedang
bagus mengendalikan emosi juga terasa lebih mudah. Tilawah dan shalat malam
sangat membantu dalam keberhasilan mengendalikan emosi saya. Ketika sedang
haid, wah semakin menantang menaklukkan sang emosi.
Seperti hari ini saya keceplosan membentak ketika si balita
mulai kelewatan kepada adiknya. Sebenarnya ia cuma ingin mengajak adiknya
bercanda, tapi kadang caranya tidak tepat sehingga malah membuat adiknya merasa
tidak nyaman. Kondisi ruhiyah yang sedang di bawah Karena sedang haid juga
menjadi salah satu faktor sepertinya. Sepertinya saya harus mencari cara
memperbaiki ruhiyah ketika sedang haid.
Sekian dulu sepertinya laporan hari ini. Semoga besok bisa
lebih baik lagi ya. Semoga besok saya bisa lebih bersabar menghadapi tingkah
kreatif si balita. 😊
Payakumbuh, 1 Juni 2017.
#level1
#day1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
#level1
#day1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Tidak ada komentar:
Posting Komentar